Donna Eljammal, seorang wanita berusia 26 tahun, menjadi calon polisi wanita pertama yang berjilbab di dalam jajaran kepolisian Swedia. Ia memang bercita-cita menjadi polisi, bahkan sebelum ia mengenakan jilbab.
“Sejak kecil, saya selalu ingin membantu orang dan lebih suka bergerak dibandingkan duduk di depan komputer.”
Dibolehkannya berjilbab atau mengenakan surban bagi kalangan polisi menjadi mungkin beberapa tahun yang lalu setelah melalui perdebatan di parlemen. Donna sendiri berpendapat bahwa Swedia adalah negeri dengan aneka budaya.
“Penting bagi Swedia agar pada setiap bidang pekerjaan, ada wakil-wakil dari masyarakat dengan berbagai latar belakang sehingga bisa saling mengenal dan memahami.”
Memakai jilbab tentu saja menjadi perhatian bagi orang lain apalagi di jajaran kepolisian. Ia pernah bekerja di layanan penjara dan menjadi polwan berjilbab pertama di sana. Namun menurutnya, ketika orang sudah mengenal lebih jauh tentang dirinya, tidak banyak yang mengomentari jilbab di kepalanya.
Ia bertekad tidak akan melepas jilbabnya.
“Ia adalah bagian dari saya. Saya bisa melakukan apa saja dengan mengenakannya, saya tidak melihat alasan untuk melepaskannya.”
Alhamdulillaah, jika di sebagian eropa kecurigaan terhadap islam bertambah, ternyata di negeri Swedia ini, seorang muslimah bisa menjadi polisi tanpa harus mengorbankan keyakinan dan jilbabnya.
[www.metro.se]
“Sejak kecil, saya selalu ingin membantu orang dan lebih suka bergerak dibandingkan duduk di depan komputer.”
Dibolehkannya berjilbab atau mengenakan surban bagi kalangan polisi menjadi mungkin beberapa tahun yang lalu setelah melalui perdebatan di parlemen. Donna sendiri berpendapat bahwa Swedia adalah negeri dengan aneka budaya.
“Penting bagi Swedia agar pada setiap bidang pekerjaan, ada wakil-wakil dari masyarakat dengan berbagai latar belakang sehingga bisa saling mengenal dan memahami.”
Memakai jilbab tentu saja menjadi perhatian bagi orang lain apalagi di jajaran kepolisian. Ia pernah bekerja di layanan penjara dan menjadi polwan berjilbab pertama di sana. Namun menurutnya, ketika orang sudah mengenal lebih jauh tentang dirinya, tidak banyak yang mengomentari jilbab di kepalanya.
Ia bertekad tidak akan melepas jilbabnya.
“Ia adalah bagian dari saya. Saya bisa melakukan apa saja dengan mengenakannya, saya tidak melihat alasan untuk melepaskannya.”
Alhamdulillaah, jika di sebagian eropa kecurigaan terhadap islam bertambah, ternyata di negeri Swedia ini, seorang muslimah bisa menjadi polisi tanpa harus mengorbankan keyakinan dan jilbabnya.
[www.metro.se]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar